15/10/12

Membantah Syubatnya para MURJI'AH

NOTE ini saya Buat spesial Untuk Membantah Syubatnya para MURJI'AH yang katanya Rasul Kalau diludahi Diem Aja,dilempari kotoran diem aja,jangan menyerang kalau gak diserang dll,itu memang benar karna perintah untuk memaafkan dulu,lalu turun lagi perintah untuk sedikit melawan dg cara berpaling/menghindar dan sampai turun firman Allah untuk berjihad sampai Hari Kiamat
>>>>JADI PERINTAH JIHAD ITU TRUS MULAI DARI TURUN AYAT YANG MEMERINTAHKAN untuk berJIHAD SAMPAI KIAMAT TIBA<<<<
buat para salafy baca nich ya ayat ini asli sesuai dg urutannya dari perintah pertama,kedua dan ketiga

"Marhalah Turunnya Perintah Jihad"

Perintah Jihad fie Sabilillah diturunkan oleh Allah secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan kaum Muslimin. Didalam kitab Al-Mabsut, Syamsuddin As-Sarkhasyi mengatakan: "Pada mulanya Rasulullah halallahu'alaihi wasallam diperintah untuk memaafkan dan berpaling dari orang-orang musyrik.

Firman Allah:

"Maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik." (QS Al-Hijr 85)

"Berpalinglah dari orang-orang Musyrik." (QS Al-Hijr 94)

*Kemudian Rasulullah diperintahkan untuk menyeru mereka dengan pelajaran dan bantahan yang baik, Firman Allah :

"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.." (QS An-Nahl 125)

*Kemudian Rasulullah diperintahkan untuk memerangi orang yang memulai peperangan, Firman Allah:

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu." (QS Al-Hajj 39)

"Maka jika mereka memerangi kamu maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang kafir." (QS Al-Baqarah 191)

"Jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Anfal 61)

*Kemudian baginda Rasulullah diperintahkan untuk memulai memerangi mereka, sama saja mereka memulainya ataupun tidak, Firman Allah:

"Dan perangilah mereka supaya tidak ada lagi fitnah." (QS Al-Anfal 39)

"Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka." (QS At-Taubah 5)

"Aku diperintahkan memerangi manusia, sehingga mereka bersyahadat bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan aku Rasulullah. Apabila mereka telah mengatakan demikian maka terpeliharalah darah dan harta mereka daripadaku kecuali sebab haknya (mereka melakukan pelanggaran), sedangkan perhitungan mereka terpulang kepada Alloh."
(HR Bukhari, Muslim, Nasai, Tirmizi, Ibnu Majah)

Maka tetaplah perintah kewajipan Jihad memerangi orang-orang musyrikin. Perintah tersebut adalah kewajipan yang terus berlangsung hingga ke hari kiamat.

"Jihad itu wajib sejak aku diutus oleh Alloh, hingga golongan terakhir umatku memerangi Dajjal." (HR Abu Daud dan Dailami)

"Aku telah diutus menjelang hari kiamat dengan pedang, hingga manusia beribadah hanya kepada Alloh saja, tiada sekutu bagi-Nya, rezekiku dijadikan-Nya dibawah bayangan tombakku, dan kerendahan serta kehinaan dijadikan-Nya terhadap orang yang menyalahi perintahku. Dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka." (HR Ahmad dan Tabrani)

Tafsir daripada hadist ini dinukil dari Sufyan bin Uyainah rahimahullah, beliau mengatakan: "Alloh telah mengutus Rasul-Nya dengan empat pedang:

1. Pedang yang digunakan Rasulullah untuk memerangi penyembah berhala

2. Pedang yang digunakan oleh Abu Bakar as-Siddiq ra. untuk memerangi kaum murtad

Firman Alloh:

"kamu perangi mereka atau mereka menyerah." (QS Al-Fath 16)

3. Pedang yang digunakan Umar bin Khattab ra untuk memerangi kaum Majusi dan Ahli Kitab

Firman Alloh:

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh..." (QS At-Taubah 29)

4. Pedang yang digunakan oleh Ali bin Abi Thalib ra untuk memerangi Al-Mariqin, An-Nakithin dan Al-Qasitin. Demikianlah yang diriwayatkan dari Ali ra katanya: "Aku telah diperintah untuk memerangi Al-Mariqin, An-Nakithin, dan Al-Qasitin

Firman Alloh:

"Perangilah (golongan) yang berbuat aniaya sehingga ia kembali kepada perintah Alloh..." (QS Al-Hujarat 9)



Imam Syafi'i rahimahullah berpendapat tentang tertib disyariatkannya perang: "Sesungguhnya keadaan kaum muslimin di Makkah sejak jaman permulaan perutusan Rasulullah dalam keadaan tertindas. Mereka belum diizinkan Hijrah ataupun Perang. Kemudian mereka diizinkan dan dibolehkan berhijrah, tetapi belum diwajibkan. Maka berhijrahlah sekelompok kaum muslimin ke Habsyah. kemudian Alloh swt mengizinkan Rasulullah untuk hijrah ke Madinah, selanjutnya diizinkan perang untuk mempertahankan diri. Setelah itu hijrah diwajibkan kepada orang yang masih berada di Makkah serta serta ada kemampuan. Kemudian perang diwajibkan kepada kaum muslimin"

Ibnu Taimiyah mengatakan dalam menerangkan tahapan-tahapan Jihad: "Adalah Rasulullah pada masa awal kerasulannya diperintah berjihad menghadapi orang- orang kuffar dengan lisan bukan dengan tangan. Rasulullah menyeru mereka, menasihati dan berdebat dengan mereka dengan cara yang baik. Beliau berjihad terhadap mereka dengan Al-Quran sebagai Jihad yang besar,

Firman Alloh dalam surat Al-Furqan - Surat Makiyyah.

"Oleh itu janganlah engkau (wahai Muhammad) menta'ati orang-orang kafir, dan berjihadlah menghadapi mereka dengan Al-Quran dengan Jihad yang besar." (QS Al-Furqan 52)

Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam telah diperintah untuk menahan diri dari memerangi mereka, kerana Rasulullah masih dalam keadaan lemah, demikian pula kaum Muslimin.

Kemudian setelah Rasulullah berhijrah ke Madinah, dan dengan sebab hijrah itu Rasulullah memperoleh penolong, maka Rasulullah diizinkan melaksanakan Jihad. Kemudian berperang diwajibkan atas kaum muslimin setelah menjadi kuat, tetapi tidak diwajibkan memerangi orang-orang yang telah mengadakan perdamaian dengan mereka, kerana mereka belum mampu untuk memerangi semua kaum kuffar.

Dan setelah Makkah telah terbuka, peperangan dengan Quraisy, para penguasa Arab telah berakhir, dan utusan-utusan Qabilah Arab datang kepada Rasulullah untuk memeluk Islam, Allah ta'ala memerintahkan kepada Rasulullah untuk memerangi seluruh orang-orang kuffar, kecuali yang terikat perjanjian yang sementara dengan kaum muslimin, dan Allah memerintahkan untuk membatalkan perjanjian yang mutlak".

Dari keterangan keterangan di atas dapatlah kita membuat kesimpulan bahwa sebelum perintah Jihad itu sampai kepada perintah Jihad yang terakhir, Jihad terbagi kepada 4 tahap:

1. Jihadul-Kuffar bil-Qur'an/Jihadud Da'wah Duna Saif (Jihad menghadapi kuffar dengan Al-Quran, tanpa menggunakan senjata).

2. Fardiyatul-Jihadi ad-Difa'i. (Diwajibkan Jihad dengan senjata untuk mempertahankan diri)

3. Ibahatul-Jihad al-Hujumi. (Dibolehkannya Jihad dengan senjata untuk menyerang kaum kuffar).

4. Fardiyatal-Mutlaq (ad-difa'i dan al-Hujumi/Diwajibkannya Jihad dengan senjata secara mutlak baik untuk mempertahankan diri maupun untuk melakukan penyerangan terhadap kaum kuffar)



(dikutip dari tulisan dinding Facebook Guru sekaligus Sahabat saya : ICHWAN GHAZAA)

10/10/12

Ibu ‘Rumahan’ Lebih Mulia Daripada Ibu ‘Kantoran’ (bagian 01)





C'mon Muslimah

SESAAT menjelang bunuh diri, aktris kenamaan Hollywood, Marilyn Monroe, menulis sepucuk surat untuk kaum wanita seluruh dunia. Bintang iklan yang juga supermodel paling populer itu menyampaikan sebuah penyesalannya menjalani kehidupan di dunia ini. Salah satu kutipan dalam suratnya tersebut sebagai berikut:

".Waspadailah popularitas wahai wanita. Waspadailah setiap kegemerlapan yang menipumu. Saya adalah wanita termalang di muka bumi ini, sebab saya tidak bisa menjadi seorang ibu. Sesungguhnya wanita itu seharusnya menjadi penghuni rumah utama. Kehidupan berumah tangga dan berkeluarga secara mulia di atas segalanya. Sesungguhnya kebahagiaan wanita yang hakiki adalah dalam kehidupan rumah tangga yang mulia dan suci, bahkan kehidupan berumah tangga adalah simbol kebahagiaan wanita dan manusiawi."

MONROE berharap menjadi seorang ibu yang baik. Bahkan, ia menyatakan sendiri bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita adalah ketika ia mampu menjadi ibu, yang berkiprah total dalam kehidupan rumah tangga dan keluarganya. Berkhidmat dan taat sepenuhnya kepada suami, melahirkan anak, mendidiknya, membesarkannya, menjadikan mereka generasi yang taat kepada orangtua, dan generasi penerus perjuangan yang akan mampu mewujudkan peradaban mulia. Tentu, Monroe dan banyak kaum wanita yang kemudian menyadari kekeliruannya selama ini, melihat sebuah kemuliaan dalam status itu. Dan, secara tidak langsung, ia menyanggah bahwa kebahagiaan hakiki seorang wanita ada dalam gemerlapnya harta, tingginya kedudukan, pesatnya karier, dan lain-lain.

Marilyn Monroe tak sendirian. Kini, banyak kaum perempuan barat mengikuti penyesalan Marilyn Monroe. Penyesalan ini lahir dari banyak hal yang telah mereka lakukan di luar fitrah mereka. Mereka menyesal atas kesibukannya di luar rumah. Karena kesibukan mereka di luar rumah, keluarga mereka menjadi rentan dihinggapi berbagai masalah.

"Wahai Muhammad, katakanlah:"Apakah Kami belum menjelaskan kepada kalian tentang orang-orang yang paling rugi usahanya?" Orang-orang yang paling rugi usahanya adalah orang-orang yang selama hidup di dunia melakukan perbuatan sesat, tetapi mereka mengira bahwa yang dia lakukan itu perbuatan benar. Mereka itu adalah orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Tuhan mereka, dan tidak meyakini hari pertemuan mereka dengan Tuhannya. Oleh karena itu, sia-sialah semua amal mereka, dan pada hari kiamat kelak Kami tidak akan menyelamatkan mereka dari adzab." (Qs. Al-Kahfi, 18:103-105).