Mengkaji Alquran
sungguh menakjubkan, semakin dalam semakin terasa bahwa memang ini adalah
Kalam-Nya.
"Dan siapakah pula yang lebih benar perkataannya daripada
Allah?" (QS. An Nisa : 87)
Mungkin bagi orang
awam seperti diriku, kandungan alquran sulit dimengerti, karena ia tidak
dimulai secara kronologis ataupun narasi-narasi sejarah seperti halnya kitab
Yahudi. Alquran juga tidak mendasarkan teologinya dalam cerita-cerita dramatis
sebagaimana epik-epik India. Tidak pula Tuhan diungkap dalam bentuk manusia
sebagaimana dalam Bibel. Namun Ayat dan Pernyataan itu, membuat saya ingin
mencari tahu lebih tentang Alquran, sebagaimana;
“Adakah sama orang-orang yang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya
orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran” (QS. Az-Zumar : 9)
Alquran
adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului
zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan
tekhnologi mulai dari ilmu matetamtika, Biologi, kedokteran, fisika, kimia,
bahasa, sejarah dll. Segala ilmu telah terbukti sebelum ditemukan al qur’an
telah menafsirkan dan menuliskannya. Keajaiban lain dari Alquran yang tak kalah
mencengangkan adalah bahwa Al qur’an ternyata tersusun menurut perhitungan
Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas !!
Dan mempelajari
matematika dalam alquran,sangat menarik, terutama saat mengupas angka demi
angka yang terdapat pada kitab umat muslim ini.
Allah menciptakan Alam dengan sangat teliti.
Dalam pandangan Alquran, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan.
Semua terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam yang
telah dikenal manusia maupun yang belum.
"Tuhan
menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti” (QS.
Jin : 28)
Tidak ada detail yang
tercecer dari keindahan yang Allah ciptakan. Matematika dalam Alquran bukanlah
sebuah kebetulan. Allah mengenkripsikan Matematika dalam Alquran, untuk
memelihara komitmen isi dan bacaan serta kandung yang ada didalamnya. Dan
mempelajari matematikan dalam Alquran,sangat menarik, terutama saat mengupas
angka demi angka yang terdapat pada kitab umat muslim ini, Allah menciptakan alam dengan sangat teliti.
"Tidak ada
seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka
dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti” (QS Maryam : 93-94
Berikut ini sejumlah perhitungan yang
benar-benar merupakan mukjizat.
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal
disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun
Syamsyiyyah.
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk jamak sebanyak
30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan.
Kata “Syahr” (Bulan) sebanyak 12 kali, sama
dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
Kata “Sab’u (minggu) disebutkan 7 kali, sama
dengan jumlah hari dalam satu minggu
Jumlah “Saah” (jam) yang didahului dengan
“Harf” sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan
jumlah rakaat dalam sholat 5 waktu.
Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan
jumah sholat wajib sehari semalam.
Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat”
Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
Kata “al-Dunya” disebutkan sebanyak 115 kali,
begitu juga kata “al-Akhirah” sebanyak 115 kali.
Kata “Pria” disebutkan sebanyak 24 kali,
begitu juga kata “Wanita” sebanyak 24 kali.
Kata “ al-Israf” disebutkan 23 kali, begitu
juga kata kebalikannya “al-Sur’ah”.
Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata
kebalikannya “al-Syayathin” juga 88 kali.
Kata “al-Sulthan” disebutkan 37 kali, kata
kebalikannya “al-Nifaq” juga 37 kali.
Kata “Harb” (panas) sebanyak 4 kali,
kebalikannya “al-Bard” (dingin) juga 4 kali.
Kata “al-Harb” (perang) sebanyak 6 kali,
kebalikannya “al-Husra” (tawanan) 6 kali.
Kata “al-Hayat” (Hidup) sebanyak 145 kali,
kebalikannya “al-Maut” (mati) 145 kali.
Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332
kali, kebalikannya “Qul” (katakanlah) juga sebanyak 332 kali.
Kata “al-Sayyiat” (keburukan) yang menjadi
kebalikannya kata “al-Shahihat” (Kebajikan) masing-masing 180 kali.
Kata “al-Rahbah” (cemas/takut) yang menjadi
kebalikan kata “al-Ragbah” (harap/ingin) masing-masing 8 kali.
Kata “al-Naf’u” yang menjadi kebalikan kata
“al-Fasad” masing-masing 50 kali.
Kata “al-Nas” yang menjadi kebalikan kata
“al-Rusul” masing-masing 368 kali.
Kata “al-Asbath” yang menjadi kebalikan kata
“al-Awariyun” masing-masing 5 kali.
Kata “al-Jahr” yang menjadi kebalikan kata
“al-Alaniyah” masing-masing 16 kali.
Yapsst!!!?. Menarik bukan?. Masih banyak lagi, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Seperti
jumlah kata lautan=
32 terhadap daratan=13 dimana jika kita
hitung secara matematik;
Lautan + Daratan = 32 + 13
=
45
Lautan =
32 / 45 X 100
=
71, 11%
Daratan = 13/ 45 X 100
=
28,89%
Dan Ilmu pengetahuan
modern telah membuktikan bahwa permukaan bumi terdiri dari:
71,11% lautan dan
28,89% daratan. Subhanallah Allahu Akbar Wa Lillahi Ilhamdu.
Apakah hal ini
sebuah kebetulan?.Pertanyaannya adalah “Siapa yang mengajari Nabi Muhammad SAW
tentang semua ini?”. Tentu saja Allah SWT yang mengajarkan hal ini pada beliau.
Sebagaimana Prof. Palmer, seorang ahli kelautan
di Amerika Serikat mengatakan: "Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah
tertulis didalam Alquran beberapa tahun yang lalu"
Kita tidak akan bisa
memahami keindahan Alquran, jika tidak mengetahui ilmunya. Sebagai contoh pada QS. An-Nahl ayat 68-69
yang menceritakan kegiatan lebah dalam membuat sarang dan mencari makan. Ayat tersebut
menggunakan bentuk kata kerja perempuan (bahasa arab membedakan jenis kelamin
untuk kata kerjanya), karena memang yang mencari makan dan membuat sarang
adalah lebah betina.
Lebah jantan diberi
makan oleh lebah betina, bukan sebaliknya. Jangankan masyarakat di abad ke-7, masyarakat di abad ke-21
mungkin tidak tahu bagaimana cara membedakan lebah jantan dan lebah betina. Terlebih, memahami
bahwa lebah betina lah yang mencari makan, bukan sebaliknya.
Jika Surat An-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja perempuan. Lebah jantan digambarkan oleh Alquran pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kromosom lebah betina diketahui berjumlah 32.
Jika Surat An-Nahl merefleksikan lebah betina dengan bentuk kata kerja perempuan. Lebah jantan digambarkan oleh Alquran pada nomor suratnya, yaitu bilangan 16. Bilangan 16 ini adalah banyaknya kromosom lebah jantan, sedangkan jumlah kromosom lebah betina diketahui berjumlah 32.
=Maha Suci Allah=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar