31/07/13

Tentang Jilbab di Layar Kaca Kita

“Jilbab” kini bisa jadi senjata, juga bagian dari ghazwul fikri (perang pemikiran)? mungkin bagi sebagian kita akan mempertanyakan bagaimana mungkin? bukannya ghazwul fikri itu justru menjerumuskan wanita agar tidak menutup aurat ? 





 


Coba saja anda perhatikan layar televisi akhir-akhir ini. menjelang Bulan Ramadhan sudah bertaburan sinetron-sinetron yang bermodalkan akting “jilbab” dan kalimat “Assalamu’alaikum..” seolah-olah tontonan yang Islami, tapi inti jalan ceritanya tiada lain tiada bukan justru merusak generasi muda Islam.

Ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok untuk membungkus isi tayangan yang sebenarnya rusak seolah layak untuk ditonton karena bernuansa “Islami”.




Lebih parahnya lagi, ada sinetron yang para pelakonnya beragama Nasrani/Non Muslim malah berperan sebagai pemuda muslim dan pemudi muslimah dengan mengenakan koko, peci serta berjilbab. Sableng!

Indahnya Cinta Rasulullah SAW


Pernah suatu hari Rasulullah SAW pulang dari perjalanan jihad fisabilillah. Beliau pulang diiringi para sahabat. Di depan pintu gerbang kota Madinah nampak Aisyah r.a sudah menunggu dengan penuh kangen. Rasa rindu kepada Rasulullah SAW sudah sangat terasa.




 

Akhirnya Rasulullah SAW tiba juga ditengah kota Madinah. Aisyah r.a dengan sukacita menyambut kedatangan suami tercinta.

Tiba Rasulullah SAW di rumah dan beristirahat melepas lelah. Aisyah dibelakang rumah sibuk membuat minuman untuk Sang suami. Lalu minuman itupun disuguhkan kepada Rasulullah SAW.

Beliau meminumnya perlahan hingga hampir menghabiskan minuman tersebut tiba tiba Aisyah berkata, “Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kauberikan gelas itu?”

Rasulullah SAW diam dan hendak melanjutkan meminum habis air digelas itu. Dan Aisyah bertanya lagi, Yaa Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?”

Akhirnya Rasulullah SAW memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu Aisyah r.a meminum air itu dan ia langsung kaget terus memuntahkan air itu.

Ternyata air itu terasa asin bukan manis. Aisyah baru tersadar bahwa minuman yang ia buat dicampur dengan garam bukan gula. Kemudian Aisyah r.a langsung meminta maaf kepada Rasulullah.

JENGKOL

Jengkol atau Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum, merupakan jenis tanaman khas wilayah tropis Asia Tenggara. Di Indonesia, beberapa daerah memiliki istilah sendiri-sendiri untuk menyebut tanaman ini. Misalnya orang Jawa menggunakan istilah erri, orang Sulawesi menggunakan istilah lubi, orang Minangkabau menggunakan istilah jariang, orang Lampung menggunakan istilah Jaring dan orang Batak menggunakan istilah joring atau jering.


 
Tidak ada catatan resmi. Tapi jengkol sepertinya identik dengan makanan rakyat miskin, rakyat pinggiran. Makanan ini kan baunya tidak sedap, dianggap makanan sampah. Tapi uniknya, tetap banyak orang-orang yang makan jengkol. Dulu mungkin orang kota tidak terlalu peduli, tapi sekarang sepertinya banyak yang suka.

 
 
Namun saat ini ada yang saya suka dari jengkol...... hmmmm...... sekedar tahu saja!!!....... Harga jengkol !!! ..... YUPSST.... saat ini harganya bahkan melebihi harga daging ayam, telor, dan sembako lain..... WOW!!!

30/07/13

Masihkah Jiwa ini Sombong

Saya sempat berpikir juga… Siapakah kita…?
Layakkah kita sombong dihadapan ALLAH ?
Sungguh Maha Besar, Melihat Ciptaan-Nya saja Kita tidak mampu apalagi Melihat Allah SWT.





 

Lalu kita lihat gambar di bawah ini…

 

 

 

Selanjutnya…

 

 

 

Next…

 

 

 

Sampai sini…

 

 

 

Dengan perbandingan diatas tadi, setidaknya kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi, apalagi kita sebagai penghuninya. Terbayang jelas jagat raya yang sangat besar pada gambar skala-skala diatas. Bumi kita tidak kelihatan lagi di sini , bahkan matahari hanya sebesar debu.