Nak,
Aku adalah seorang laki-laki di ujung senja. Telah lewat sudah masa
remaja, dan kutinggalkan impian-impian dan khayalan-khayalan.
Melalui tulisan ini, aku memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar kita senantiasa dianugerahi husnul khatimah.
Putriku tercinta,
Sungguh, saat ini kita diserang melalui dua jalan; jalan syubhat dan jalan syahwat. Wabah ini berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain, bahkan menurut dugaanku, tidak ada satu negeri Muslim pun yang selamat darinya.
LIHAT-lah..... di negeri-negeri kaum Muslim sendiri yang dulu terdapat
baju panjang yang sempurna dan kesungguhan dalam menjaga kehormatan dan
aurat, kini para wanitanya keluar rumah dengan 'telanjang'.
TENGOK-lah..... di negeri-negeri kaum Muslim sendiri yang dulu
laki-lakinya menjaga pandangannya kini rakus akan semua berbau
'telanjang'
lalu tinggal kini kita semua dalam 'zaman telanjang' yg kusebut dengan 'zaman blue jeans'
Putriku terkasih,
Kehormatan adalah kebanggaan dan kemuliaan yang dengannya kamu hidup.
Bahkan, kematian kiranya lebih baik bagimu daripada harus kehilangan
sesuatu yang paling berharga itu. Hidup bagi wanita yang telah terenggut
kehormatannya adalah seratus kali lebih pahit daripada kematian seekor
domba yang diterkam serigala. Sebagaimana serigala hanya menghendaki
daging si domba, maka apa yang diinginkan laki-laki darimu jauh lebih
berharga dari sekedar daging domba itu. Akankah kita tukar akibat dari
itu dengan kenikmatan sementara?
Putriku tersayang,
Jangan
dengarkan bujuk rayu mereka dengan dalih pergaulan demi kebebasan,
modernisasi, kemajuan dan kehidupan kampus. SUNGGUH, mereka sama sekali
tidak perduli dengan kalian, persis seperti anjing-anjing yang
meninggalkan bangkai karena sudah tak menyisakan daging sedikit pun.
PEMBOHONG BESAR. Mereka cuma ingin dalam hidupmu engkau hanya memiliki
'pacar' sehingga tidak butuh kepada suami. Padahal betapa pun status,
kekayaan, popularitas dan wibawa yang dicapai seorang wanita, maka ia
tidak akan dapat menggapai angan-angan terbesar dan kebahagiaan selain
dalam sebuah pernikahan. Yaitu kala menjadi isteri yang baik, seorang
ibu yang terhormat dan pendidik bagi keluarga.
Wahai putriku yang beriman dan beragama!!. Putriku yang terhormat dan terpelihara!!
Aku ingin engkau mendengar, meski mungkin engkau menyanggah dan
menertawakan diriku. Namun ketahuilah.... bahwa yang akan menjadi korban
bukan orang lain tetapi kamu sendiri. Sadarlah.... bahwa di tanganmulah
kunci pintu perbaikan itu. Dan aku cuma laki-laki pembelamu yg sebentar
lagi akan mati, yg cuma ingin engkau bahagia.
=Maha Suci Allah=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar