Masih ingatkah
didalam benak kita bahwa konsep serta semboyan para penjajah yaitu Gold,
Gospel, and Glory. J.PG.Westhof, seorang pekerja Belanda yang ditempatkan di
Indonesia, mengatakan : “Pada pendapat kami, untuk tetap memiliki
jajahan jajahan kita, sebagian besar tergantung pada konsep kristenisasi pada
rakyat setempat. Baik yang belum memeluk agama maupun yang sudah beragama
Islam”.(J.H.
Meerwaltd,1903,111 dan Solichin Salam,1965,50)
Menyelusuri suatu
peristiwa yang telah berlalu, apalagi tentang sejarah, adalah sesuatu yang
sangat menarik. Dan apa pesan Bapak Proklamator yaitu Ir. Soekarno atau yang di
sapa akrab dengan Bung Karno : JAS MERAH ( Jangan Sekali-kali Melupakan
Sejarah). Namun ada suatu pertanyaan besar tentang
Sisingamangaraja merupakan nama
besar dalam sejarah Batak. Dan nama Sisingamangaraja berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti singa dan mangaraja (maharaja). Raja
Sisingamangaraja sendiri bukanlah orang Batak yang utuh. Ayahnya Ompu Raja Bona
Ni Onan beristerikan adik Raja Uti Mutiraja, penguasa yang bersinggasana di
Lambri, Aceh. Adik raja Aceh ini kemudian disapa dengan Si Boru Pasaribu. Ini
bermakna diporoskan ke dalam marga Pasaribu. Sebaliknya ibu kandung Raja Uti
ini berdasarkan cerita-cerita yang masih perlu ditelusuri kebenarannya adalah
bangsawan Jawa yang diprakirakan kerabat dari pendiri Kerajaan Majapahit.
Dari perkawinan Ompu Raja dengan
adik Raja Aceh ini lahirlah Raja Mahuta yang kemudian menjadi Raja Sisingamangaraja
I. Dinasti Sisingamangaraja dimulai sejak
pertengahan tahun 1500-an,
dimana
adalah nama dinasti dari Keluarga Sinambela, saat Raja
Sisingamangaraja I yang lahir tahun 1515 mulai memerintah. Dia memang bukan
raja pertama di sana. Pemerintahan masa sebelum itu dikenal dengan nama bius.
Satu bius merupakan kumpulan sekitar tujuh horja. Sedangkan satu horja terdiri
dari 20 huta atau desa yang punya pimpinan sendiri. Ada Bius Toba, Patane
Bolon, Silindung dan sebagainya.
Adapun silsilahnya
sebagai berikut:
1.
Raja Makoeta / Munghuntal - Si
Singamangaraja I
2. Ompu Raja Tianaruan - Si Singamangaraja II
3. Raja Itubungna - Si Singamangaraja III
4. Sori Mangaraja - Si Singamangaraja IV
5. Pallongos - Si Singamangaraja V
6. Pangulbuk - Si Singamangaraja VI
7. Ompu Tuan Lumbut - Si Singamangaraja VII
8. Ompu Sotaronggal - Si Singamangaraja VIII
9. Ompu Sohalompoan - Si Singamangaraja IX
10. Ompu Tuan Nabolon - Si Singamangaraja X
11. Ompu Sohahunon - Si Singamangaraja XI
12. Patuan Besar Ompu Pulo Baru - Si Singamangaraja XII
2. Ompu Raja Tianaruan - Si Singamangaraja II
3. Raja Itubungna - Si Singamangaraja III
4. Sori Mangaraja - Si Singamangaraja IV
5. Pallongos - Si Singamangaraja V
6. Pangulbuk - Si Singamangaraja VI
7. Ompu Tuan Lumbut - Si Singamangaraja VII
8. Ompu Sotaronggal - Si Singamangaraja VIII
9. Ompu Sohalompoan - Si Singamangaraja IX
10. Ompu Tuan Nabolon - Si Singamangaraja X
11. Ompu Sohahunon - Si Singamangaraja XI
12. Patuan Besar Ompu Pulo Baru - Si Singamangaraja XII
Dari 12
orang yang melanjutkan dinasti Sisingamangaraja, Singamangaraja XII merupakan
raja paling populer. Bedasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 217 tahun 1957, atas jasa-jasa serta
pengorbanan beliau, pemerintah telah mengangkat Si Singamangaraja XII sebagai
pahlawan kemerdekaan nasional. Dan kemudian lukisan
dirinya yang dibuat Augustin Sibarani, di abadikan oleh Pemerintah yang
tercetak di uang kertas Rp 1.000 yang lama (±cetakan Tahun 1987 ).
Sisingamangaraja
XII,
yang lahir di Bakara, Tapanuli 1849, memang sepantasnya disebut sebagai seorang
Pahlawan. Perjuangan beliau memang hebat. Sebagai seorang pemimpin yang punya
kharisma besar,membuat para penjajah yang kejam dan licik kebakaran ‘bulu
dadanya’. Hingga suatu hari penjajah menculik ibu, istri dan anak-anaknya Singamangaraja
XII. Berharap beliau bisa digiring kemeja perundingan. Namun cara ini gagal
total
Penjajah
memang tak pernah kehilangan akal. Mereka mencoba cara-cara yang kadang ampuh
bagi segelintir orang, yakni menawarkan kekuasaan /tahta kepada Singamangaraja
XII.
Beliau ditawarkan menjadi ‘Sultan’ Batak. Namun beliau dengan lantang bersikap
‘ hidup mulia atau mati sebagai seorang yang mulia juga’. Dan akibat
tembakan pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Hans Christoffel pada 17 Juni 1907 beliau
pun gugur. Turut
tertembak juga waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi, serta
putrinya Lopian.
Itulah
sejarah singkat tentang Sisingamangaraja
XII.
Sebagaimana dalam buku-buku sejarah serta pengajaran yang saya alami di Sekolah
Dasar dan Menengah Pertama dulu. Namun ada satu pertanyaan besar, di tambah
dengan adanya sistem penyusunan cerita Sejarah Nasional yang tidak menonjolkan
tentang agama yang di peluknya, yang masih
terus jadi bahan diskusi hingga hari ini, adalah agama yang anutan
Sisingamangaraja XII.
Sebagian
yakin, dia penganut kepercayaan lama / Parmalin yang dianut sebagian
besar orang Batak, dimana hanya mengenal satu Yang Maha Kuasa, Debata Mulajadi
Na Bolon atau Ompu Mulajadi Nabolon. Sekarang agama Batak lama sudah
ditinggalkan, walau tentu saja kepercayaan tradisional masih dipertahankan. Namun sebagian lagi lebih
cenderung untuk mengakui Si Singamangaraja XII beragama Pelbagu. Pelbagu
semacam agama animisme yang mengenal pula pemujaan dewa. Debata Mulajadi
sebagai mahadewa. Juga mengenal ajaran
Trimurti: Batara Guru (dewa kejayaan), Debata Ser.
Sementara, Surat
rahasia kepada Departement van Oorlog, Belanda, Letnan L. van Vuuren dan
Berenshot pada tanggal 19 juli 1907 menyatakan :
“Dat bet
vaststaatdat de oude S .S. M. Met zijn zonns tot den Islam waren over gegaan,
al zullen zij wel niet Mohamedan in merg en been geworden zijn”
“Bahwa sudah pasti S. S. M. yang tua dengan putra-putranya telah beralih
memeluk agama Islam, walaupun keislaman mereka tidak seberapa meresap dalam
sanubarinya.”
Dan Surat Kabar
Belanda Algemcene Handeslsblad pada edisi 3 Juli 1907 (sebagaimana dinyatakan
Mohammad Said dalam bukunya), menuliskan :
“Volgens berichten
van de bevolking moet de togen, woordige titularis een 5 tak jaren geleden tot
den Islam jizn bekeerd, doch hij werd geen fanatiek Islamiet en oefende geen
druk op jizn ongeving uit om zich te bekeeren” (Suka tulis, 1907)
“Menurut kabar-kabar dari penduduk, raja yang
sekarang (maksud Titularis adalah Si Singamangaraja XII) semenjak lima tahun
yang lalu memeluk agama Islam yang fanatik, demikian pula dia meneka supaya
orang-orang sekelilingnya menukar agamanya. Berita di atas ini memberikan data
kepada kita bahwa Si Singamangaraja XII beragama Islam. Selain itu, di
tambahkan pula tentang rakyat yang tidak beragama Islam, dan Si Singamangaraja
XII tidak mengadakan paksaan atau penekanan lainnya.”
Hal itu senada dengan
pendapat sejarawan Prof.
Drs. Ahmad Mansyur Suryanegara dalam bukunya Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam Indonesia,
Api
Sejarah, buku yang akan Mengubah Drastis
Pendangan Anda tentang Sejarah Indonesia.
Cap / Stempel Sisingamangaraja XII |
Tidaklah demikian halnya dengan Si Singamangaradja XII. Dituliskan dengan lengkap penyebutan Hijrah Nabi. Benderanya Merah Putih. Di dalamnya terdapat gambar Pedang Rosulullah saw yang bercabang dua (sekarang lambang Pedang Si Singamangaraja XII dibalikan posisinya, dan dijadikan lambang lembaga pendidikan Kristen di Medan karena pada batas antara bagian pegangan dengan pedang yang terbelah, terdapat penghalang genggaman tangan yang melintang sehingga bentuknya mirip salib. Buku Perang Batak ditulis oleh seorang penulis Kristen, memuat Stempel Si Singamangaraja XII, namun tidak menjelaskan mengapa Si Singaangaraja XII menggunakan Huruf Arab Melayu dan tahun 1304 Hijrah Nabi). Di kanan kirinya terdapat pula lambang Bulan dan Matahari.
Bendera Perang Sisingamangaraja XII |
Bulannya merupakan bulan sabit seperti pada umumnya lambang Islam. Namun, disertakan pula garis lengkung di depannya sehingga membentuk bulan purnama. Mataharinya pun bukan seperti lambang Muhammadiyah dan Persatuan Islam, melainkan matahari dengan sinar delapan yang berarti melambangkan cahaya kejayaan kearah delapan penjuru angin. Dapat juga diartikan sebagai lambang empat sahabat Rasulullah saw atau Khulafaur Rasyidin dan empat Mazhab Fikih.
Perang
Batak dipimpin oleh Si Singamangardja XII pada, 1289-1325 H atau 1872-1907 M didampingi
dua panglima yaitu Panglima Nali dari Sumatra Barat dan Panglima Teoekoe
Mohammad dari Aceh. menghadapi kerjasama serangan dari imperialisme Keradjaan
Protestan Belanda yang dibantu oleh Keradjaan Protestan Anglikan Inggris. Dan perjuangannya
melawan upaya imperialisme, di dunia saja dapat dipastikan memperoleh bintang
kehormatan penegak perikemanusiaan dan perikeadilan dari segenap pencinta
kemerdekaan dan kedamaian. Jauh lebih terhormat dan mulia dari Bintang Officier van Oranje Nassau
dari penjajah. Apalagi, di Yaumil
Akhir nanti Insya Allah tergolong Syuhada.
WaAllohu
'alam bishshowab.
Camolekum yg buat Blog...
BalasHapusAgama Sisingamangaraja pahlawan tdk ada yg tahu persis, bahkan Suku2 di BATAK pun tak ada yg berani memastikan..., Tidak ada bulan sabit yg di hubungkan ke Islam, itu karena dia punya wilayah kekuasaan di aceh. Dan dia juga punya jalinan hubungan di Bangkinang / kampar.
Perkataan J.H. Meerwaltd,1903,111 dan Solichin Salam,1965,50 ,< itu berarti pemikiran ber-agama mereka (Belanda),sangat berbeda dgn pemikiran BATAK-agama Kristen waktu itu. Islam di Batak itu terjadi krn ada kawin silang dgn melayu dan minang.
PEMIKIRAN AGAMA KRISTEN DI BATAK, TIDAK TERPENGARUH OLEH BELANDA......
<<<< SEMENJAK BELANDA datang dari Barus , di situ sudah mulai peperangan.
Tidak ada tulisan arab di Cap Stempel yg di buat oleh beliau sendiri.
Itu berasal dr cap buatan Aceh.
tolong argumen anda perlu disertai materi yg cukup menguatkan bkn cuma asal celoteh burung. Terima kasih
Hapus@putra : apakah anda suku batak ? jika bukan, wajar anda berkata demikian
Hapusbendera batak memang memiliki tulisan arab disertai dg gambar bulan dan matahari
didalam benderanya, itu artinya melambang keturunannya
Bulan dan matahari adalah menyimbolkan keturunan Raja Batak
*baca Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W. Hutagalung
ada tulisan arab karena dulu belum ada negara Indonesia
bahkan tidak tahu yg mana medan dan tidak tahu yg mana aceh
sisimangaraja bersekutu dg samudera pasai dan simbol itu di buat di aceh
sebab dulu samudera pasai sudah mengenal tulisan arab
itu kenapa sisimangaraja membuatnya di aceh
dan disitulah berawal kenapa ada tulisan arab sebab yg buat samudera pasai
kalau kurang jelas,
jika ente orang aceh,
silahkan baca sejarah aceh
jika ente orang Batak,
tentu tidak sebodoh ini
jika ente bukan orang batak
jangan banyak sok tahu
kenali saja dulu daerahmu baru daerah orang lain
terima kasih sahabat, ini yang saya perlukan...
Hapusberbagi ilmu, dan inilah yg sy tuangkan pd tulisan ini.
inti pokoknya bukan mencari siapa yg paling benar
namun sejarah haruslah diluruskan....!!!
coba lihat ini.. mgkn bs perbandingan: https://www.youtube.com/watch?v=cC1EWG6LA9c
HapusGak tau apa2 kau bodat.jgn asal buat jejak2 mujahidin kau itu.pelajari dulu sejarah daerahmu secara detil..bangsat@putra junaidi
BalasHapusciri ciri agama dr tuhan adalah meng esa kan tuhan dan tidak makan babi, parmalin ada kemungkinan berasal dari tuhan, bukankah tuhan itu maha adil dan maha sayang tentunya mengirim seorang utusan ke suatu kaum untuk mengajarkannya.
BalasHapusciri ciri agama dr tuhan adalah meng esa kan tuhan dan tidak makan babi, parmalin ada kemungkinan berasal dari tuhan, bukankah tuhan itu maha adil dan maha sayang tentunya mengirim seorang utusan ke suatu kaum untuk mengajarkannya.
BalasHapusbisa jadi dia islam karena islam datang di barus pada abad ke7 jauh sebelum kristen datang ke batak tahun 1820an, pada masa itu wilayah tersebut masih dibawah kekuasaan kerajaan pagaruyuang minangkabau, mustahil jika kerajaan pagaruyuang memilih orang yg bukan islam memimpin daerah tersebut
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya orang Batak, menurut saya sisingamangaraja XII, bukan beragama Islam, sebelum kembali ke Bakkara dan dinobatkan sebagai Raja Sisingamangaraja XII, informasinya beliau pernah merantau ke Aceh. Aceh pada waktu sudah merupakan daerah Islam. saya kira pada waktu membuat bendera perangnya, sisingamangaraja hanya terinspirasi apa yang dia lihat pada waktu dia di Aceh. Dia bukan Islam dan bukan Kristen, dia berjuang atas nama Bangsa Batak bukan berlandaskan agama.
BalasHapussaya orang Batak, menurut saya sisingamangaraja XII, bukan beragama Islam, sebelum kembali ke Bakkara dan dinobatkan sebagai Raja Sisingamangaraja XII, informasinya beliau pernah merantau ke Aceh. Aceh pada waktu sudah merupakan daerah Islam. saya kira pada waktu membuat bendera perangnya, sisingamangaraja hanya terinspirasi apa yang dia lihat pada waktu dia di Aceh. Dia bukan Islam dan bukan Kristen, dia berjuang atas nama Bangsa Batak bukan berlandaskan agama.
BalasHapusDi era Sisingamangaraja belum familiar istilah "BATAK",yg ada justru "Tano Toba","Tapian Nauli" dan "Bakara".lalu apa itu "BATAK"? Sy tidak ingat persis sumbernya,tapi sy pernah terbaca bbrp artikel ttg hasil riset sejahrawan,yg mjelaskan adanya unsur kolonial dalam penetapan nama "batak".
BalasHapusTak perlu emosional berdiskusi. Fakta saja kita lihat. Tafsir dan makna jangan jadi campur baur. Kalau pun SiSingamangaraja beragama apa, apa artinya buat kita? Batak bukan tentang agama. yang pasti dia bermarga Sinambela.
BalasHapusSImak kisah lainnya disni http://transparan.id dan lihat perbandingan ceritanya.
BalasHapusCoba baca buku2 ini soal SM Raja: https://www.youtube.com/watch?v=cC1EWG6LA9c
BalasHapusAku punya buku lama
BalasHapusMasih Pakai ejan lama indonesia
Ada stempel burung Garuda warna merah tapi sampul bukunya Uda gak ada
Kayaknya di buat pas awal Indonesia merdeka
Di situ juga tertulis dan saya baca
Belanda mencurigai agamanya Uda Islam
Belanda menawarkan Sisingamangaraja jadi suktan di tanah Batak. itu artinya sisingamaSisinga beragama Islam. karena gelar Sultan adalah gelar untuk penguasa yg beragama Islam.
BalasHapus