26/07/12

Adakah ajaran lain semulia ini ?! (bagian 03)



MUSLIM DENGAN ORANGTUANYA
Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya tentang perbuatan baik apa yang harus dilakukan terhadap kedua orangtua setelah mereka wafat? Rasulullah menjawab : “Ya ada beberapa hal, yaitu memohon rahmat bagi mereka, memohon ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka yang belum dilaksanakan, berbuat baik pada sahabat mereka, dan menyambung tali silaturahim yang tidak tersambung kecuali oleh mereka” (HR. al-Nasa’i)

Orang tua mempunyai derajat yang tinggi dalam Islam, bahkan menaati keduanya adalah wajib setelah kewajiban taat kepada Allah dan Rasul-Nya, selama perkara-perkara yang bertentangan dengan syariat Islam.ketaatan kepada orang tua ini merupakan salah satu sifat mulia bagi seorang Muslim. Ketaatan ini pula yang diinginkan oleh setiap orangtua, yaitu agar anaknya menjadi anak yang berbakti.


“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dan berbuat baiklah pada orangtuamu”. (QS. An Nisa:36)

“Dan bila keduanya menyuruhmu untuk mempersekutukan Aku sedang kamu tidak mengerti sesuatupun tentang itu maka janganlah kamu menaati mereka dan pergaulilah mereka dengan baik di dunia”. (QS. Luqman:15)

“Dan janganlah kamu berkata ‘ah’ kepada keduanya dan janganlah kamu membentak keduanya dan berkatalah kepada mereka dengan kata-kata mulia”. (QS. Al Isra:23)


Nabi Muhammad SAW bersabda : “Ridha Tuhan terletak pada ridha orangtua dan kemarahan Tuhan pada kemarahan keduanya”. (HR. al-Tirmidzi).

Said ibnu Musayyab ditanya oleh seseorang : “ Aku telah memahami seluruh ayat untuk berbuat baik kepada orangtua, kecuali ‘berkatalah dengan perkataan mulia’, bagaimanakah perkataan yang mulia itu?” Rasulullah SAW menjawab : “Yaitu seperti seorang budak yang berkata kepada tuannya (lemah lembut dan penuh hormat)”

Berbuat baik kepada orangtua selama keduanya hidup atau setelah wafat; baik orangtua itu muslim maupun kafir adalah kewajiban yang mutlak. Seperti Rasulullah pernah memerintahkan Asma’ untuk mengunjungi dan bersilaturahmi kepada ibunya yang musyrik.

Fenomena Pendengaran & Penglihatan Manusia


Ilmu tentang embrio baru diketahui oleh ilmuwan barat pada abad ke-17. ilmu ini berkembang agak lambat karena terbatasnya alat untuk melihat kromosom-kromosom yang sangat kecil. Setelah mikroskop ditemukan barulah ilmu ini maju pesat. Ajaibnya, 14 abad yang lampau, Al Quran secara tidak langsung sudah memberikan rujukan mengenai ilmu tersebut. Dan meskipun Al Quran muncul jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang pesat, namun apa yang tertulis didalamnya sama sekali tak bertentangan. Subhanallah.
Sebagaiman hal tersebut, dalam Al Quran banyak ayat menyebutkan bahwa indera pendengaran lebih dahulu ketimbang penglihatan. Dalam Al Quran, kata ‘mendengar’ selalu disebutkan lebih awal dari kata ‘melihat’. Itu artinya, menurut Dr. Husain Ridhan al-Balidy dalam makalah berjudul “I’ijaz Al Quran al-Karim” yang dimuat dalam salah satu edisi Majalah al-Liwa’ al-Islami, Mesir 2002, terciptanya indera pendengaran lebih dahulu ketimbang penglihatan.
Fenomena ini, katanya lagi, tepat sekali dengan apa yang diungkap oleh ilmu pengetahuan. Beberapa riset kedokteran, terutama susunan anatomi tubuh manusia, memang mengisyaratkan demikian.


“Sungguh Kami Ciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan” (QS. Al Insaan:2)

“Tetapi, Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuh, ruh ciptaan-nya. Dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati. Tetapi kamu sedikit sekali bersyukur” (QS. As Sajadah:9)

“Tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka” (QS. Al Ahqaaf:26)

Fakta mengenai penciptaan anatomi pendengaran dan penglihatan manusia dapat pula dijelaskan secara embriologi. Yaitu disiplin ilmu yang menguraikan pembentukan dan pertumbuhan janin manusia. Pada janin, alat pendengaran lebih dulu berkembang ketimbang penglihatan. Telinga terus berkembang dan mencapai fase sempurna pada bulan kelima dari kehidupan janin. Pada saat itu janin sudah mampu mendengar berbagai suara meskipun masih berada dalam kandungan. Lain halnya dengan penglihatan, janin tidak dapat melihat cahaya dan berbagai gambar kecuali setelah dilahirkan. Dengan kata lain, kematangan indera penglihatan tidak akan sempurna kecuali setelah dilahirkan.

Dalam ilmu pengetahuan modern menjelaskan, sistematika susunan otak manusia terdiri atas beberapa kepingan, diantaranya: keeping otak depan, dahi, pelipis, dan bagian belakang. Pada keeping-keping tersebut terdapat bermacam-macam pusat indera, pusat gerak, dan lainnya. Adapun pusat pendengaran terletak pada keeping pelipis otak yang berhadapan dengan telinga. Sedangkan pusat penglihatan terletak pada bagian belakang otak. Karena kedekatan syaraf telinga dengan otak maka sinyal dari luar lebih dulu ditangkap oleh gendang telinga ketimbang retina pada mata.





Frederick Vester dalam karyanya Denken, LernenVergessen,vga, 1978, halaman 6 menjelaskan bahwa sinyal yang sampai pada kelima indera akan memberi efek jika otak berfungsi. Pada orang gila, sebagian sel otaknya tidak berfungsi, sehingga mereka tidak mampu berfikir secara wajar. Dan berkenaan dengan telinga serta mata, Vester memberi ilustrasi keadan gelap gulita ~ misalnya, pada malam hari dimana tak ada satupun cahaya, atau pada saat kita terlelap tidur ~ pada keadaan tersebut indera penglihatan sama sekali tidak berungsi, namun otak tetap bekerja denagn mengandalkan kepekaan telinga.

“Namun otak manusia tidak berhubungan langsung dengan materi sesungguhnya. Penginderaan materi hanyalah sekadar tiruan sinyal listrik yang terbentuk di dalam otak. Karena itu, jika syaraf-syaraf panca indera yang berhubungan dengan otak mengalami gangguan, penampakan materi akan segera lenyap”. Kata Vester lagi.

Maha Benar Allah dengan Segala Firman-Nya

JEJAK MUJAHIDIN (Laksamana Cheng Ho)






Kita mungkin lebih mengenal pedagang Muslim dari Gujarat atau Arab Saudi sebagai pembawa agama Islam. Sebab, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, pengetahuan tentang syiar Islam lebih banyak di kait-kaitkan dengan mereka ketimbang Cina. Padahal sejarah mencatat peran besar Muslim Cina menyebarkan Islam di Indonesia. Dan menurut Sumanto al-Qurtuby dalam bukunya “’Arus Cina-Islam-Jawa’, pada awal abad 14 seorang penjelajah Muslim asal Tionghoa, Laksamana Cheng Ho, tiba di bumi Nusantara.
Dalam kurun waktu 1405-1433. Cheng Ho memang pernah singgah di kepulaua Nusantara selama tujuh kali. Ketika berkunjung ke Samudera Pasai, dai menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh, dimana saat ini lonceng tersebut tersimpan di Museum Banda Aceh. Tempat lain di sumatera yang dikunjungi ialah Palembang dan Bangka.
Selanjutnya, dia mampir ke Palabuhan Bintang Mas (kiniTanjung Priok). Tahun 1415 mendarat di Muara Jati(Cirebon). Dan dia mempersembahkan cindera mata kepada Sultan Cirebon berupa sebuah piring bertuliskan ayat Kursi, saat ini masih tersimpan baik di Keraton Kasepuhan Cirebon.berupa sebuah piring bertuliskan ayat Kursi. 

Perjalanan dilanjutkan dan singgah kebeberapa tempat diantaranya Tuban, Gresik, serta di Surabaya. Dan kabarnya di pantai simongan,Semarang, Wang Jinghong (orang kedua di armada itu) akhirnya menetap dan menjadi cikal bakal keberadaan warga Tionghoa disana.

Siapa Cheng Ho?

Dalam Kitab Ming shi (sejarah Dinasti Ming) tak banyak keterangan yang menyinggung asal-usul Cheng Ho. Cuma disebutkan bahwa dia berasal dari Provinsi Yunnan dan dikenal sebagai Kasim (abdi) San Bao. Dalam dialek Fujian nama itu biasa diucapkan San Po, Sam Poo, atau Sam  Po. Sumber lain menyebutkan, Ma He (nama kecil Cheng Ho) lahir tahun Hong Wu ke-4 (1371 M). ia adalh anak ke-2 pasangan Ma Hazhi dan Wen.

Sebagai orangc Hui (etnis di Cina yang identik dengan Muslim) Cheng Ho sudah memeluk agama Islam sejak lahir. Kakek dan ayahnya (seorang haji) sudah menunikan rukun Islam ke lima. Dan menurut Hembing WijayaKusuma, pakar kesehatan alternative yang juga keturunan Tionghoa, nama Hazhi dalam bahasa mandarin diambil dari kata ‘haji’.

Nama Cheng Ho memang tak setenar Christophorus Columbus yang konon berhasil menemukan benua Amerika pada tahun 1492, atau Vasco da Gama yang berlayar dari Portugis ke India tahun 1497. Namun, wilayah jelajahan Cheng Ho sebetulnya lebih luas. Dan pelayarannya juga lebih awal, begitu pula dengan Ferdinand Magellan yang merintis pelayaran mengelilingi bumi, kalah satu abad dibanding Cheng Ho.

Semasa hidupnya, Cheng Ho yang dikenal pula dengan nama Zheng He melakukan petualangan antar benua tujuh kali berturut-turut. Pengembaraan itu dilakukannya hanya dalam kurun waktu 28 tahun (1405-1433). Tak kurang dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika pernah disinggahinya.

Pada awal ekpedisi menjelajahi dunia pada tahun 1405 , pelayaran pertama Cheng Ho mencapai wilayah Asia tenggara (Semenanjung Malaya), Sumatera dan Jawa). Tahun 1407-1409 dan tahun1409-1411 Cheng Ho  melakukan dua ekspedisi, menjangkau  daratan India dan Srilanka. Tahun 1413-1415 Cheng Ho  kembali melaksanakan ekpedisi hingga ke Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi ke lima (1417-1419) dank e enem (1421-1422).

Dan dalam ekspedisi Cheng Ho ke Samudera Barat ~ sebutan untuk lautam sebelah barat Laut Tiongkok Selatan sampai Afrika Timur ~ dilakukan dalam beberapa gelombang. Pada awalnya, melibatkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil dengan 27.800 ribu awak kapal. Lalu pada pelayaran berikutnya menggunakan 48 buah kapal besar dengan 27 ribu awak. Dan pada pelayaran ke tujuh melibatkan 61 kapal besar dan 27.550 awak.

Rata-rata jumlah kapal dalam setiap pelayaran bila dihitung bersama kapal kecil, sekitar 200-an. Jumlah ini jauh lebih besar disbanding ekspedisi Columbus disaat menemukan benua Amerika dengan hanya 3 buah kapal dan 88 awak. Subhanallah.

Dan Kapal yang di kendarai Cheng Ho disebut ‘Kapal Pusaka’. Kapal ini terbesar pada abad ke-15. panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 meter) dan lebar 18 zhang (56 meter), lima kali lebih besar dari kapal Columbus. Allahu Akbar.

Menurut sejarawan JV Mills, kapasitas kapal Cheng Ho mencapai 2.500 ton. Desainnya menarik, tahan terhadap serangan badai, serta dilengkapi teknologi canggih pada masanya seperti kompas magnetic.

Pada tahun 1431- 1433, dalam ekspedisi terakhir, Cheng Ho berhasil mencapai Laut merah. Palayaran luar bias tersebut menghasilkan buku berjudul ‘Zheng He’s Navigation Map’. Buku ini mampu mengubah peta navigasi dunia hingga abad ke-15. dalam buku ini terdapat 24 peta arah pelayaran, jarak titik-titik di lautan, dan berbagai pelabuhan. Jalur perdagangan Cina berubah, tidak sekadar bertumpu pada ‘Jalur Sutera’ antara Beiping (kini Beijing) – Bukhara.

Berbeda dengan pelaut-pelaut Eropa yang berbekal semangat imperialis, armada ‘raksasa’ Cheng Ho ini tak pernah serakah menduduki tempat-tempat yang disinggahi. Mereka hanya mempropagandakan Kejayaan Dinasti Ming, menyebarluaskan pengaruh politik ke negeri asing, serta mendorong perniagaan Tiongkok.
Dan pada tahun 1433  di Calicut (India) dalam pelayaran terakhirnya Muslim pemberani ini tutup usia. Dalam Majalah Star Weekly, Hamka pernah menulis, “ Senjata alat pembunuh tidak banyak dalam kapal itu ( Cheng Ho), yang banyak adalah ‘ senjata budi’ yang akan dipersembahkan kepada raja-raja yang diziarahi”
Sementara sejarawan Jeanette Mirsky menyatakan, tujuan  ekspedisi Cheng Ho adalah memperkenalkan dan mengangkat prestise Dinasti Ming ke seluruh dunia. Maksudnya agar Negara-negara lain mengakui kebesaran Kaisar Cina sebagai Putra Dewata ‘ The Son of Heaven’.

WaAllohu 'alam bishshowab.

HILANGKAN BUDAYA INDONESIA yang SUKA dengan HADIAH



Ini adalah salah satu kelemahan kita, ‘budaya Indonesia yang suka dengan hadiah’. Karena itu mereka (baca: penjajah) selalu memberi kita hadiah. Akibatnya bangsa ini merasa berhutang budi kepada mereka. Sehingga kita tidak bisa mengelak ketika mereka meminta, dimana banyak merugikan. Hasil bumi pun dikeruk habis, kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dirubah dan diganti, dan lebih parahnya lagi sampai-sampai masalah kurikulum pesantren pun minta diubah. Dimana pesantren dan santri-santri kita cukup diberi pelajaran bahasa Arab atau Inggris, sementara masalah jihad atau usroh dilarang, musti nurut kalo gak mau kena cap sebagai ‘pesantren teroris’ atau ‘santri teroris’. Astagfirullah.

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. An Nuur:39)

Pada masa lampau, bangsa Belanda memberikan hadiah berupa seonggok kekuasan, para wanita, dan secuil harta kepada bangsa ini, dimana segelintir manusia negeri ini menerimanya, namun lebih banyak menolaknya. Setelah itu, mengatas namakan dialog dan kompromi, mereka meminta para penerima itu untuk patuh dan taat kepada mereka. Dan yang tidak mematuhinya di cap sebagai ekstrimis, pemberontak, pembuat onar, dan kata-kata yang kalau pada saat ini hampir sama dengan kata teroris. Dan diantara manusia yang dihina, dicaci maki, dan diburu itu adalah: Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin , Sisingamangaraja, ,Cut Nya’ Din, Kapitan Pattimura, dan banyak lagi para pejuang serta pahlawan yang kiranya tidak dapat satu persatu gue sebutkan.

Katakanlah, "Hai Ahli kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan diantara kamu benar-benar orang yang fasik?". (QS. Al. Maaidah:59)

Mungkin kita sepakat, “yang namanya rezeki jangan ditolak!”. Tapi bukankah rezeki itu harus dilihat dari berbagai aspek, halal dan baik, darimana dan kemana, dan tak kalah penting adalah ‘niat’, sebab bukankah segala sesuatu itu tergantung dari niatnya?. Dan ketika soal ini dipertanyakan, kita pun juga coba berupaya sepakat “Saya kira tak usahlah didengar kata-kata itu”. Lantas mengalihkan persoalan yang dinilai bersahabat dan netral.

Kita harus mencermati hadiah. Ketika menerima atau memberikan suatu hadiah kepada seseorang (semisal kepada anak kita.kita). Semestinya tidak mengajukan berupa persyaratan. Kita harus memberikan hadiah itu sebagaimana mestinya, sebagai bentuk apresiasi ataupun penghormatan, murni serta ikhlas, tanpa berharap ia yang diberi hadiah balik memberi sesuatu yang setimpal apalagi lebih. Cukuplah kita berharap, semoga apa yang kita beri itu menyenangkan ia serta bermanfaat dan tidak mendatangkan keburukan.

Oleh karena itu berhati-hatilah atas hadiah. Termasuk salah satunya adalah hadiah berupa ‘puja-puji’, dimana kadang membawa penyakit jiwa diantaranya ‘gila hormat’. Apalagi terhadap hadiah dimana didalamnya mengandung banyak ‘persyaratan’. DAN TAHUKAH  KITA!. Hadiah berharga telah diberikan kepada kita sekitar 1400 tahun yang lampau: “Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selagi kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.”(HR. Imam Malik)

18/07/12

Adakah ajaran lain semulia ini ?! (bagian 02)




Umat Islam adalah Pusat Trend Mode serta Fashion Dunia.

Membaca kalimat tersebut, ada beranggapan seperti anekdod atau sebuah lawakan yang membuat segelintir orang berkata : “Makanya gaul dong !!. . Pusat mode dan fashion itu adalah Paris. Dan tau gak lho Paris itu dimana?. Upst, sorry. Pastilah Lho nggak tau ... Hehehe  … ada di France ... disono di Eropa … di barat, coy … orang bule, friend … bule,bule,b-u-l-e, bule,le,le,leeeeeeeeeee …!!!”. Lalu mereka terpingkal-pingkal menahan tawa sampai-sampai mulut mereka berbusa. Dan gue dengan bengong dan sedikit menjawab : “Negeri kita juga dulu dijajahnya kan sama orang bule”.




 “Katakanlah kepada wanita yang beriman:  Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain jilbab kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An Nuur:31)

Perhatikanlah : Ayat tersebut dimulai dengan “wanita yang beriman” lalu ditutup dengan kalimat “supaya kamu beruntung”. Dan apabila dua kalimat itu disambungkan menjadi sebuah kalimat maka : “Wanita beriman supaya beruntung”


Ada apa dengan pakaian, sampai-sampai Allah SWT mengatur-ngatur urusan tersebut. Apakah Tuhan nya Umat Islam ini nggak ada kerjaan? Atau memang Islam itu agama yang ribet dan mengekang kebebasan individual yang memiliki HAM ?(seharusnya HAsM = Hak Asasi sebagai Manusia).

Ternyata kita salah selama ini, dan Maha Benar Allah sebagai pemilik dari semua kebenaran baik yang tampak maupun yang tersembunyi atau disembunyikan. Kita amatlah naïf terhadap Allah SWT. Dan bukankah manusia itu lucu, teman?. Mereka konstan hidup di jalur susah kendati kehidupan itu sangatlah gampang !!!. Dan ayat di atas di terangkan adalah tentang iman. Semakin meluas dan meninggi keimanan mahluk maka semakin ia menjadi mahluk yang bersyukur serta bersabar maka janji Allah SWT padanya segala kemudahan menuju jalan keselamatan. 

Kebebasan = Aturan. Freedom tidak sama dengan free style, free sex, apalagi freemasonry, Ataupun freedom yang ada di benak pikiran kita dimana kebebasan adalah sebebas-bebasnya tanpa berpikir serta memahami itu baik serta benar. Freedom adalah ikut aturan-Nya maka kita akan beruntung. Dan salah satu (sangat banyak lagi) keberuntungan yang dikemukan Allah SWT mengenai pakaian adalah supaya mereka lebih mudah dikenal dan supaya mereka tidak diganggu.


Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang. (QS. Al Ahzab:59).


Al Quran surat Al Ahzab ayat 59 sangatlah gamblang menjelaskan bahwasanya dari pakaianlah kita mula diperhatikan oleh orang lain lalu dari pakaian itu pula kita mudah dikenali. Sebagaimana contoh otak kita menganalisa dan membedakan mana yang Muslimah dan Biarawati meski keduanya memakai kudung kepala. Lalu pakaian tersebut memang nyata menyajikan keseganan, keenganan, serta keamanan untuk supaya mereka tidak di ganggu.

Sudah sejak ribuan tahun lalu Allah SWT telah menetapkan rancangan serta aturan mengenai pakaian karena Dia adalah Sang Maha Pencipta yang sudah barang tentu paham, mengerti, serta mengetahui tentang mahluk ciptaan-Nya yaitu manusia. Dimana fungsi utama pakaian menurut-Nya adalah sebagai penutup aurat dan perhiasan, dan pakaian takwa itulah yang paling baik.


“Hai anak adam, sesungguhnya kami telah menurunkan untukmu pakaian sebagai penutup aurat dan perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah di antara tanda-tanda kekuasaan Allah, agar mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf 7:26)


Dan siapakah manusianya yang sanggup menandingi Dia, apalagi hanya sebatas mode dan fashion?!.

Akhir kata, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Dia telah memberi peringatan serta kabar gembira bagi mahluk-Nya sebab Allah SWT itu bersifat Maha Pengasih serta Maha Penyayang. Apapun segala perintah – Nya (baca juga: larangan-Nya) adalah sesungguhnya untuk kebaikan dan kemaslahatan diri kita sendiri (baca: mahluk ciptaan-Nya). Seperti Dia memerintahkan kita untuk tidak meminum Khamar/minuman keras, berjudi, riba, zina, dan sampai-sampai permasalahan pakaian.

17/07/12

JEJAK MUJAHIDIN ( Sisingamangaraja XII )




Masih ingatkah didalam benak kita bahwa konsep serta semboyan para penjajah yaitu Gold, Gospel, and Glory. J.PG.Westhof, seorang pekerja Belanda yang ditempatkan di Indonesia, mengatakan : “Pada pendapat kami, untuk tetap memiliki jajahan jajahan kita, sebagian besar tergantung pada konsep kristenisasi pada rakyat setempat. Baik yang belum memeluk agama maupun yang sudah beragama Islam”.(J.H. Meerwaltd,1903,111 dan Solichin Salam,1965,50)

Menyelusuri suatu peristiwa yang telah berlalu, apalagi tentang sejarah, adalah sesuatu yang sangat menarik. Dan apa pesan Bapak Proklamator yaitu Ir. Soekarno atau yang di sapa akrab dengan Bung Karno : JAS MERAH ( Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Namun ada suatu pertanyaan besar tentang 

Sisingamangaraja merupakan nama besar dalam sejarah Batak. Dan nama Sisingamangaraja berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti singa dan mangaraja (maharaja). Raja Sisingamangaraja sendiri bukanlah orang Batak yang utuh. Ayahnya Ompu Raja Bona Ni Onan beristerikan adik Raja Uti Mutiraja, penguasa yang bersinggasana di Lambri, Aceh. Adik raja Aceh ini kemudian disapa dengan Si Boru Pasaribu. Ini bermakna diporoskan ke dalam marga Pasaribu. Sebaliknya ibu kandung Raja Uti ini berdasarkan cerita-cerita yang masih perlu ditelusuri kebenarannya adalah bangsawan Jawa yang diprakirakan kerabat dari pendiri Kerajaan Majapahit. 

Dari perkawinan Ompu Raja dengan adik Raja Aceh ini lahirlah Raja Mahuta yang kemudian menjadi Raja Sisingamangaraja I. Dinasti Sisingamangaraja dimulai sejak pertengahan tahun 1500-an, dimana adalah nama dinasti dari Keluarga Sinambela, saat Raja Sisingamangaraja I yang lahir tahun 1515 mulai memerintah. Dia memang bukan raja pertama di sana. Pemerintahan masa sebelum itu dikenal dengan nama bius. Satu bius merupakan kumpulan sekitar tujuh horja. Sedangkan satu horja terdiri dari 20 huta atau desa yang punya pimpinan sendiri. Ada Bius Toba, Patane Bolon, Silindung dan sebagainya.  

Adapun silsilahnya sebagai berikut:
1. Raja Makoeta / Munghuntal - Si Singamangaraja I
2. Ompu Raja Tianaruan - Si Singamangaraja II
3. Raja Itubungna - Si Singamangaraja III
4. Sori Mangaraja - Si Singamangaraja IV
5. Pallongos - Si Singamangaraja V
6. Pangulbuk - Si Singamangaraja VI
7. Ompu Tuan Lumbut - Si Singamangaraja VII
8. Ompu Sotaronggal - Si Singamangaraja VIII
9. Ompu Sohalompoan - Si Singamangaraja IX
10. Ompu Tuan Nabolon - Si Singamangaraja X
11. Ompu Sohahunon - Si Singamangaraja XI
12. Patuan Besar Ompu Pulo Baru - Si Singamangaraja XII

Dari 12 orang yang melanjutkan dinasti Sisingamangaraja, Singamangaraja XII merupakan raja paling populer. Bedasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 217 tahun 1957, atas jasa-jasa serta pengorbanan beliau, pemerintah telah mengangkat Si Singamangaraja XII sebagai pahlawan kemerdekaan nasional. Dan kemudian lukisan dirinya yang dibuat Augustin Sibarani, di abadikan oleh Pemerintah yang tercetak di uang kertas Rp 1.000 yang lama (±cetakan Tahun 1987 ).






Sisingamangaraja XII, yang lahir di Bakara, Tapanuli 1849, memang sepantasnya disebut sebagai seorang Pahlawan. Perjuangan beliau memang hebat. Sebagai seorang pemimpin yang punya kharisma besar,membuat para penjajah yang kejam dan licik kebakaran ‘bulu dadanya’. Hingga suatu hari penjajah menculik ibu, istri dan anak-anaknya Singamangaraja XII. Berharap beliau bisa digiring kemeja perundingan. Namun cara ini gagal total

Penjajah memang tak pernah kehilangan akal. Mereka mencoba cara-cara yang kadang ampuh bagi segelintir orang, yakni menawarkan kekuasaan /tahta kepada Singamangaraja XII. Beliau ditawarkan menjadi ‘Sultan’ Batak. Namun beliau dengan lantang bersikap ‘ hidup mulia atau mati sebagai seorang yang mulia juga’. Dan akibat tembakan pasukan Belanda yang dipimpin Kapten Hans Christoffel pada 17 Juni 1907 beliau pun gugur. Turut tertembak juga waktu itu dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi, serta putrinya Lopian.
 
Itulah sejarah singkat tentang Sisingamangaraja XII. Sebagaimana dalam buku-buku sejarah serta pengajaran yang saya alami di Sekolah Dasar dan Menengah Pertama dulu. Namun ada satu pertanyaan besar, di tambah dengan adanya sistem penyusunan cerita Sejarah Nasional yang tidak menonjolkan tentang agama yang di peluknya, yang masih terus jadi bahan diskusi hingga hari ini, adalah agama yang anutan Sisingamangaraja XII. 

Sebagian yakin, dia penganut kepercayaan lama / Parmalin yang dianut sebagian besar orang Batak, dimana hanya mengenal satu Yang Maha Kuasa, Debata Mulajadi Na Bolon atau Ompu Mulajadi Nabolon. Sekarang agama Batak lama sudah ditinggalkan, walau tentu saja kepercayaan tradisional masih dipertahankan. Namun sebagian lagi lebih cenderung untuk mengakui Si Singamangaraja XII beragama Pelbagu. Pelbagu semacam agama animisme yang mengenal pula pemujaan dewa. Debata Mulajadi sebagai mahadewa.  Juga mengenal ajaran Trimurti: Batara Guru (dewa kejayaan), Debata Ser.

Sementara, Surat rahasia kepada Departement van Oorlog, Belanda, Letnan L. van Vuuren dan Berenshot pada tanggal 19 juli 1907 menyatakan :
“Dat bet vaststaatdat de oude S .S. M. Met zijn zonns tot den Islam waren over gegaan, al zullen zij wel niet Mohamedan in merg en been geworden zijn”
Bahwa sudah pasti S. S. M. yang tua dengan putra-putranya telah beralih memeluk agama Islam, walaupun keislaman mereka tidak seberapa meresap dalam sanubarinya.”

Dan Surat Kabar Belanda Algemcene Handeslsblad pada edisi 3 Juli 1907 (sebagaimana dinyatakan Mohammad Said dalam bukunya), menuliskan :
“Volgens berichten van de bevolking moet de togen, woordige titularis een 5 tak jaren geleden tot den Islam jizn bekeerd, doch hij werd geen fanatiek Islamiet en oefende geen druk op jizn ongeving uit om zich te bekeeren” (Suka tulis, 1907)
 “Menurut kabar-kabar dari penduduk, raja yang sekarang (maksud Titularis adalah Si Singamangaraja XII) semenjak lima tahun yang lalu memeluk agama Islam yang fanatik, demikian pula dia meneka supaya orang-orang sekelilingnya menukar agamanya. Berita di atas ini memberikan data kepada kita bahwa Si Singamangaraja XII beragama Islam. Selain itu, di tambahkan pula tentang rakyat yang tidak beragama Islam, dan Si Singamangaraja XII tidak mengadakan paksaan atau penekanan lainnya.”

Hal itu senada dengan pendapat sejarawan Prof. Drs. Ahmad Mansyur Suryanegara dalam bukunya Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam Indonesia,  Api Sejarah, buku yang akan Mengubah Drastis Pendangan Anda tentang Sejarah Indonesia.




Dapat dibaca pada stempelnya yang bertuliskan huruf Batak : Ahu sahap ni Tuwan S.M. Mian Bakara = “Saya cap dari Tuan Singa Mangaraja bertahta di Bakara”, serta huruf Arab : “Inilah Cap Maharaja di Negeri Toba, Kampung Bakara nama kotanya Hijrah Nabi 1304”. Tidak hanya menyebutkan dirinya sebagai Raja di Bakara. Namun juga, menuliskan Tahun Hijrah Nabi pada 1304. Pada umumnya, dalam penulisan Tahun Hijrah, cukup dengan angka tahun diikuti tahun hijrahnya dengan disingkat dengan huruf H saja. Tanpa Nabi.Tidaklah demikian halnya dengan Si Singamangaradja XII. Dituliskan dengan lengkap penyebutan Hijrah Nabi.


Cap / Stempel Sisingamangaraja XII

Tidaklah demikian halnya dengan Si Singamangaradja XII. Dituliskan dengan lengkap penyebutan Hijrah Nabi. Benderanya Merah Putih. Di dalamnya terdapat gambar Pedang Rosulullah saw yang bercabang dua (sekarang lambang Pedang Si Singamangaraja XII dibalikan posisinya, dan dijadikan lambang lembaga pendidikan Kristen di Medan karena pada batas antara bagian pegangan dengan pedang yang terbelah, terdapat penghalang genggaman tangan yang melintang sehingga bentuknya mirip salib. Buku Perang Batak ditulis oleh seorang penulis Kristen, memuat Stempel Si Singamangaraja XII, namun tidak menjelaskan mengapa Si Singaangaraja XII menggunakan Huruf Arab Melayu dan tahun 1304 Hijrah Nabi). Di kanan kirinya terdapat pula lambang Bulan dan Matahari.


Bendera Perang Sisingamangaraja XII

Bulannya merupakan bulan sabit seperti pada umumnya lambang Islam. Namun, disertakan pula garis lengkung di depannya sehingga membentuk bulan purnama. Mataharinya pun bukan seperti lambang Muhammadiyah dan Persatuan Islam, melainkan matahari dengan sinar delapan yang berarti melambangkan cahaya kejayaan kearah delapan penjuru angin. Dapat juga diartikan sebagai lambang empat sahabat Rasulullah saw atau Khulafaur Rasyidin dan empat Mazhab Fikih.

Perang Batak dipimpin oleh Si Singamangardja XII pada, 1289-1325 H atau 1872-1907 M didampingi dua panglima yaitu Panglima Nali dari Sumatra Barat dan Panglima Teoekoe Mohammad dari Aceh. menghadapi kerjasama serangan dari imperialisme Keradjaan Protestan Belanda yang dibantu oleh Keradjaan Protestan Anglikan Inggris. Dan perjuangannya melawan upaya imperialisme, di dunia saja dapat dipastikan memperoleh bintang kehormatan penegak perikemanusiaan dan perikeadilan dari segenap pencinta kemerdekaan dan kedamaian. Jauh lebih terhormat dan mulia dari Bintang Officier van Oranje Nassau dari penjajah. Apalagi, di Yaumil Akhir nanti Insya Allah tergolong Syuhada.

WaAllohu 'alam bishshowab.