26/07/12

JEJAK MUJAHIDIN (Laksamana Cheng Ho)






Kita mungkin lebih mengenal pedagang Muslim dari Gujarat atau Arab Saudi sebagai pembawa agama Islam. Sebab, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, pengetahuan tentang syiar Islam lebih banyak di kait-kaitkan dengan mereka ketimbang Cina. Padahal sejarah mencatat peran besar Muslim Cina menyebarkan Islam di Indonesia. Dan menurut Sumanto al-Qurtuby dalam bukunya “’Arus Cina-Islam-Jawa’, pada awal abad 14 seorang penjelajah Muslim asal Tionghoa, Laksamana Cheng Ho, tiba di bumi Nusantara.
Dalam kurun waktu 1405-1433. Cheng Ho memang pernah singgah di kepulaua Nusantara selama tujuh kali. Ketika berkunjung ke Samudera Pasai, dai menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh, dimana saat ini lonceng tersebut tersimpan di Museum Banda Aceh. Tempat lain di sumatera yang dikunjungi ialah Palembang dan Bangka.
Selanjutnya, dia mampir ke Palabuhan Bintang Mas (kiniTanjung Priok). Tahun 1415 mendarat di Muara Jati(Cirebon). Dan dia mempersembahkan cindera mata kepada Sultan Cirebon berupa sebuah piring bertuliskan ayat Kursi, saat ini masih tersimpan baik di Keraton Kasepuhan Cirebon.berupa sebuah piring bertuliskan ayat Kursi. 

Perjalanan dilanjutkan dan singgah kebeberapa tempat diantaranya Tuban, Gresik, serta di Surabaya. Dan kabarnya di pantai simongan,Semarang, Wang Jinghong (orang kedua di armada itu) akhirnya menetap dan menjadi cikal bakal keberadaan warga Tionghoa disana.

Siapa Cheng Ho?

Dalam Kitab Ming shi (sejarah Dinasti Ming) tak banyak keterangan yang menyinggung asal-usul Cheng Ho. Cuma disebutkan bahwa dia berasal dari Provinsi Yunnan dan dikenal sebagai Kasim (abdi) San Bao. Dalam dialek Fujian nama itu biasa diucapkan San Po, Sam Poo, atau Sam  Po. Sumber lain menyebutkan, Ma He (nama kecil Cheng Ho) lahir tahun Hong Wu ke-4 (1371 M). ia adalh anak ke-2 pasangan Ma Hazhi dan Wen.

Sebagai orangc Hui (etnis di Cina yang identik dengan Muslim) Cheng Ho sudah memeluk agama Islam sejak lahir. Kakek dan ayahnya (seorang haji) sudah menunikan rukun Islam ke lima. Dan menurut Hembing WijayaKusuma, pakar kesehatan alternative yang juga keturunan Tionghoa, nama Hazhi dalam bahasa mandarin diambil dari kata ‘haji’.

Nama Cheng Ho memang tak setenar Christophorus Columbus yang konon berhasil menemukan benua Amerika pada tahun 1492, atau Vasco da Gama yang berlayar dari Portugis ke India tahun 1497. Namun, wilayah jelajahan Cheng Ho sebetulnya lebih luas. Dan pelayarannya juga lebih awal, begitu pula dengan Ferdinand Magellan yang merintis pelayaran mengelilingi bumi, kalah satu abad dibanding Cheng Ho.

Semasa hidupnya, Cheng Ho yang dikenal pula dengan nama Zheng He melakukan petualangan antar benua tujuh kali berturut-turut. Pengembaraan itu dilakukannya hanya dalam kurun waktu 28 tahun (1405-1433). Tak kurang dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika pernah disinggahinya.

Pada awal ekpedisi menjelajahi dunia pada tahun 1405 , pelayaran pertama Cheng Ho mencapai wilayah Asia tenggara (Semenanjung Malaya), Sumatera dan Jawa). Tahun 1407-1409 dan tahun1409-1411 Cheng Ho  melakukan dua ekspedisi, menjangkau  daratan India dan Srilanka. Tahun 1413-1415 Cheng Ho  kembali melaksanakan ekpedisi hingga ke Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika Timur). Jalur ini diulang kembali pada ekspedisi ke lima (1417-1419) dank e enem (1421-1422).

Dan dalam ekspedisi Cheng Ho ke Samudera Barat ~ sebutan untuk lautam sebelah barat Laut Tiongkok Selatan sampai Afrika Timur ~ dilakukan dalam beberapa gelombang. Pada awalnya, melibatkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil dengan 27.800 ribu awak kapal. Lalu pada pelayaran berikutnya menggunakan 48 buah kapal besar dengan 27 ribu awak. Dan pada pelayaran ke tujuh melibatkan 61 kapal besar dan 27.550 awak.

Rata-rata jumlah kapal dalam setiap pelayaran bila dihitung bersama kapal kecil, sekitar 200-an. Jumlah ini jauh lebih besar disbanding ekspedisi Columbus disaat menemukan benua Amerika dengan hanya 3 buah kapal dan 88 awak. Subhanallah.

Dan Kapal yang di kendarai Cheng Ho disebut ‘Kapal Pusaka’. Kapal ini terbesar pada abad ke-15. panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 meter) dan lebar 18 zhang (56 meter), lima kali lebih besar dari kapal Columbus. Allahu Akbar.

Menurut sejarawan JV Mills, kapasitas kapal Cheng Ho mencapai 2.500 ton. Desainnya menarik, tahan terhadap serangan badai, serta dilengkapi teknologi canggih pada masanya seperti kompas magnetic.

Pada tahun 1431- 1433, dalam ekspedisi terakhir, Cheng Ho berhasil mencapai Laut merah. Palayaran luar bias tersebut menghasilkan buku berjudul ‘Zheng He’s Navigation Map’. Buku ini mampu mengubah peta navigasi dunia hingga abad ke-15. dalam buku ini terdapat 24 peta arah pelayaran, jarak titik-titik di lautan, dan berbagai pelabuhan. Jalur perdagangan Cina berubah, tidak sekadar bertumpu pada ‘Jalur Sutera’ antara Beiping (kini Beijing) – Bukhara.

Berbeda dengan pelaut-pelaut Eropa yang berbekal semangat imperialis, armada ‘raksasa’ Cheng Ho ini tak pernah serakah menduduki tempat-tempat yang disinggahi. Mereka hanya mempropagandakan Kejayaan Dinasti Ming, menyebarluaskan pengaruh politik ke negeri asing, serta mendorong perniagaan Tiongkok.
Dan pada tahun 1433  di Calicut (India) dalam pelayaran terakhirnya Muslim pemberani ini tutup usia. Dalam Majalah Star Weekly, Hamka pernah menulis, “ Senjata alat pembunuh tidak banyak dalam kapal itu ( Cheng Ho), yang banyak adalah ‘ senjata budi’ yang akan dipersembahkan kepada raja-raja yang diziarahi”
Sementara sejarawan Jeanette Mirsky menyatakan, tujuan  ekspedisi Cheng Ho adalah memperkenalkan dan mengangkat prestise Dinasti Ming ke seluruh dunia. Maksudnya agar Negara-negara lain mengakui kebesaran Kaisar Cina sebagai Putra Dewata ‘ The Son of Heaven’.

WaAllohu 'alam bishshowab.

1 komentar:

  1. Camolekum yg buat Blog...
    Agama Sisingamangaraja pahlawan tdk ada yg tahu persis, bahkan Suku2 di BATAK pun tak ada yg berani memastikan..., Tidak ada bulan sabit yg di hubungkan ke Islam, itu karena dia punya wilayah kekuasaan di aceh. Dan dia juga punya jalinan hubungan di Bangkinang / kampar.

    Perkataan J.H. Meerwaltd,1903,111 dan Solichin Salam,1965,50 ,< itu berarti pemikiran ber-agama mereka (Belanda), berbeda dgn pemikiran BATAK-agama Kristen waktu itu. Islam di Batak itu terjadi krn ada kawin silang dgn melayu dan minang.


    PEMIKIRAN AGAMA KRISTEN DI BATAK, TIDAK TERPENGARUH OLEH BELANDA......
    <<<< SEMENJAK BELANDA datang dari Barus , di situ sudah mulai peperangan.

    Tidak ada tulisan arab di Cap Stempel yg di buat oleh beliau sendiri.
    Itu berasal dr cap buatan Aceh.

    BalasHapus